Archive for 2016

Kali ini gue gak nulis tentang cinta-cintaan atau cerita gak jelas dulu ya (for the stories or poem click here), gue mau ngasih tips-tips yang lumayan gak bermutu buat kalian. *eh

TIPS UNTUK WANITA YANG SUKA MEMAKAI SEPATU HAK TINGGI AGAR TETAP SEHAT

1. Yang pertama anda perhatikan adalah memastikan sepatu yang anda pakai benar-benar sepatu hak tinggi, bukan sepatu hak milik tetangga sebelah. Apalagi kalau makai milik tetangga gak bilang-bilang, diteriakin maling jadi gak sehat kan?

2. Nih yang kedua, perhatikan juga waktu, tempat, dan acara yang akan anda ikuti dengan menggunakan sepatu hak tinggi anda. Jangan sampai disaat bermain dalam pertandingan sepak bola, anda malah menggunakannya.

3. Anda juga sangat perlu memerhatikan kondisi kesehatan anda, terutama untuk anda yang sangat suka mengoleksi sepatu hak tinggi. Mengoleksi sepatu hak tinggi juga berdampak pada kesehatan, terutama untuk anda yang gajinya sama dengan UMR.

4. Yang terakhir, ingat untuk tidak menggunakan sepatu hak tinggi anda bersama mantan. Kalau dia nuntut haknya yang dulu udah kamu buang gimana?


Demikian tips dari gue, kalau banyak kata yang salah mohon tidak dimasukkan dalam hati. Tapi kalau mau transfer uang ke rekening gue boleh kok. 😂😂

Nantikan tips selanjutnya.😘

TIPS UNTUK WANITA YANG SUKA MEMAKAI SEPATU HAK TINGGI AGAR TETAP SEHAT

Kamis, 15 Desember 2016
0 Comments
Catatan kecil seorang mahasiswi semester 3....

Malam semakin larut, seperti biasa aku latihan basket. Namun kali ini ditempat yang berbeda, di lapangan basket yang berada di tengah kota tepatnya. Sekali-kali merasakan lapangan baru katanya.

Jam sudah hampir menunjukkan pukul 11 malam, aku membereskan barang-barangku dan bersiap untuk kembali ke kos. Kusandang tas dan kupegang bola basket ditangan kiriku. Aku melangkah ke tempat parkir yang berada tak jauh dari lapangan.

Karena jalan ini hanya boleh dilewati satu arah, terpaksa aku harus memutar melalu sebuah pasar yang cukup sepi. Sebenarnya aku takut, karena kata temanku itu tempat "ani-ani" (ini bahasa gaul😂) menjajakan diri.

Aku mulai melajukan kendaraanku, melewati tempat tersebut. Pandanganku tak fokus kedepan, aku juga penasaran apa benar yang mereka katakan. Tak disangka, saat melewati tikungan yang cukup tajam walau tak semenyakitkan hasil ditikung teman, dari jauh aku melihat ada petugas entah itu satpol pp atau polisi sedang melakukan razia.

Aku memperlambat laju kendaraanku, kuperhatikan ada satu perempuan yang duduk diam di mobil petugas. Dan ada satu perempuan yang berteriak histeris sambil ditarik petugas. Itu pertama kalinya aku melihat kejadian seperti itu.

Sejak kejadian itu aku jadi penasaran, beberapa kali aku sengaja lewat jalan itu tapi tak menemukan apa-apa. Hanya beberapa penjual jamu saja.

2 hari lalu, aku baru kembali ke kota ini setelah perjalanan jauh. Kebetulan jam baru menunjukkan pukul 8.30 malam, jadi aku putuskan untuk makan di sebuah rumah makan dengan harga khas mahasiswa. Jam 9 malam, ternyata dua temanku juga makan di tempat yang sama akhirnya kami berbincang sampai jam 10 lebih. Kami memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar, setelah hampir 1 jam tanpa arah dan tujuan kami berhenti di siring kota karena kebetulan ada acara.

Sayang sekali, saat kami datang ternyata sudah hampir selesai acaranya. Jadi kami berjalan-jalan lagi, dan aku terpikir mengajak mereka melewati tempat itu lagi karena kebetulan kami sedang ada proyek sosial. Jam menunjukkan hampir jam 12, motor kujalankan dengan perlahan. Kuperhatikan setiap inchi dan sudut tempat yang aku lalui, kali ini aku menemukan beberapa wanita yang mungkin bekerja "seperti itu". Yang pertama aku rasa umurnya sekitar 40-50an, dengan polesan make-up tebal khas ibu-ibu, berjalan dibawah remangnya lampu jalan dengan celana pendek 20cm di atas lutut membuat aku curiga.

Aku masih memperhatikan sekitar, di tempat kedua aku melihat seorang perempuan yang aku rasa masih sangat muda. Aku taksir umurnya baru 20-25 tahun atau bahkan 18 tahun. Ia tampil dengan lumayan alami, make up khas anak muda. Dengan balutan baju sexy dan senyum serta wajahnya yang lumayan cantik.

Aku heran, padahal tempat itu cukup terang. Ditambah lagi dengan adanya kantor pos jaga polisi yang berjarak tak jauh dari tempatnya berdiri. Bagaimana bisa dengan tenangnya ia menjajakan diri?

Yang terakhir, juga seperti wanita pertama kusebutkan tadi. Aku dan temanku memutuskan untuk masuk lebih dalam, kami melewati bagian dalam pasar. Tapi karena sebelumnya aku melihat ada beberapa laki-laki yang duduk di sana, aku langsung berbelok arah keluar dari sana. Yang namanya perempuan juga takut keles geng 😂

Nah itu dia pengalaman aku menjelajah salah satu tempat di kota ini. Pembahasan ringan saja, karena memang ini hanya sebatas catatan 😂

CATATAN PENULIS: MALAM DI KOTAKU

Selasa, 29 November 2016
0 Comments
Suasana acara pembukaan

Perwakilan Forum Anak Kab. Hulu Sungai Selatan yang bertugas menyampaikan suara anak Indonesia


Penampilan Japin Carita dari PIK Remaja MTsN Amawang

Pembagian hadiah lomba hari anak

Pameran dagang UKM

Penandatangan kesepakatan kecamatan layak anak di kabupaten Hulu Sungai Selatan

HSS : Peringatan Hari Anak Nasional dan Hari Keluarga Nasional 2016

Jumat, 09 September 2016
0 Comments
PENDAFTARAN NAPAK TILAS LURAN TEKS PROKLAMASI ALRI DIVISI IV PERTAHANAN KALIMANTAN TAHUN 2016 KEMBALI DIBUKA !!!

Napak Tilas ini merupakan kegiatan tahunan yang diadakan untuk memperingati sekaligus mengingat perjuangan rakyat Kalimantan untuk memproklamasikan kemerdekaan Kalimantan.

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarah bangsanya sendiri.” - Ir. Soekarno

Waktu Pendaftaran :
11 April - 12 Mei 2016

Tempat Pendaftaran :
Sekretariat DPD KNPI kab. HSS, Gedung MTQ Kandangan

Biaya Pendaftaran :
Rp. 50.000,- / Tim (5orang)
(untuk asuransi)

Fasilitas :
1. Konsumsi
2. Buku Panduan
3. ID Card
4. Piagam
5. Transportasi selama kegiatan

PERLU INFORMASI LEBIH LANJUT ?
HUBUNGI :
G'Lank ( 081251241717 )
Fahry ( 081346817320 )
Risni N. ( 085332941793 )
SEGERA DAFTARKAN TIM ANDA !!!

HSS : NAPAK TILAS LURAN TEKS PROKLAMASI ALRI DIVISI IV PERTAHANAN KALIMANTAN TAHUN 2016

Sabtu, 23 April 2016
0 Comments

#RepostFromLine@

[Akhiri Debat Valentine Sekarang]
Oleh: Azhar Rizaldi
         Mahasiswa Politeknik Keuangan Negara-STAN

Semenjak tahun selepas 2005-an saat akses internet sudah mulai menyebar ke seantero nusantara, saat itu pula era baru pergolakan informasi di masyarakat kita di mulai. Yang awalnya kita cuma bisa melihat perkembangan tren hanya melalui televisi, koran, majalah ataupun radio, sekarang wadah -wadah kecil itu tergantikan dengan kolam yang lebih luas yang sekarang kita sebut dengan media sosial. Tempat kalian baca artikel ini sekarang. Juga tempat gue menumpahkan isi pikiran gue dan menuangkannya kepikiran kalian.

Sebenarnya gue pingin lebih banyak bertele-tele dengan retorika, tapi berhubung gue udah eneg duluan sama retorika gue sendiri, mari kita langsung to the poin aja. Udah baca judulnya kan?

Yap, lagi-lagi Valentine.

Hari kasih sayang.

Tapi IMO, ketimbang hari kasih sayang, 14 Februari itu lebih cocok dinamai sebagai hari debat nasional. Terdengar becanda tapi itu relevan.

Netizen lagi-lagi harus disuguhi debat tentang isu yang selalu berulang tiap tahunnya, yaitu hari valentine, antara para ustad-ustad sosmed (gue ga tau harus pakai istilah apa, atau aktivis dakwah aja kali ya) versus para penggiat Valentine dari berbagai sektor, mulai dari aktivis kebebasan, penggiat bisnis, dan of course para couple yang sedang dimabuk kepayang.

Gue, elu dan sekian orang lainnya yang membenci perdebatan dan keributan via sosmed tidak penting seperti itu tentu akan sangat terusik dengan tren tahunan seperti yang ada sekarang.
Padahal sederhananya perdebatan itu tidak lain hanya membenturkan dua kubu yang punya kesimpulan yang berbeda tentang perayaan hari kasih sayang;
1.Kubu yang melarang perayaan Valentine.
2.Kubu yang membolehkan dengan segala argumen untuk merayakannya.

Boleh atau gak boleh.
Sebenarnya tinggal milih aja kan?!
Kenapa permasalahan ini gak bisa sesederhana isu rokok?
Jika gak mau sakit ya jangan merokok.
Kalo mau merokok ya silakan, tapi harus tanggung konsekuensinya.
Namun semenjak adanya media sosial, masalah boleh gak boleh ini kian merumit. Orang-orang berantem gara-gara hal sesepele hari Valentine. Setiap. Tahunnya. Gusti...

Tapi belakangan akhirnya gue mengetahui bahwa di kedua kubu punya alasan yang kuat untuk tetap menjaga perdebatan ini awet sampai sekarang ini.
Pertama, orang-orang yang gue sebut sebagai aktivis dakwah. Mereka punya argumen kuat, yaitu, melarang seseorang dari kemaksiatan adalah sebuah kewajiban yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban. Alhasil, mereka pun melarang segala macam bentuk perayaan Valentine. Apa hubungannya Valentine dengan maksiat? Untuk pertanyaan ini, gue anggap kalian semua sudah tahu jawabannya.

Kemudian, para penggiat dan simpatisan Valentine yang menjadi rival mereka. Yes. Para aktivis kebebasan individu, yang menganggap melarang seseorang dari merayakan Valentine sama saja menekan mereka dari hak individunya. Kemudian para couple yang sudah punya rencana jauh-jauh hari. Dan yang paling berat, para pelaku bisnis.

Kedua kubu saling melancarkan aksi untuk mendapatkan sebuah kondisi yang mana satu sama lain saling gak menginginkannya.

Mari gue jelaskan inti masalah dari betapa riweuhnya hari Valentine ini

1. Jika kampanye para aktivis dakwah tentang kemudarotan perayaan Valentine berhasil, maka artinya kemaksiatan menurun. Namun jelas itu tekanan bagi para aktivis kebebasan karena merasa hak individu penggiat Valentine telah direpresi dengan diskriminasi lewat kampanye anti-Valentine (termasuk hak untuk bermaksiat, dalam pandangan mereka). And the worst, bisnis akan kehilangan potensi profit. Coba cek aja kapan lagi ada saat di mana penjualan bunga dan coklat bisa melonjak sampai 400% dan hotel-hotel pada diskon buat merayu para couple berdatangan. Dan jika orang-orang mulai mengamini kampanye pelarangan perayaan Valentine, tentu itu kehilangan besar bagi para pelaku bisnis!

2. Jika para penggiat Valentine yang menang, sederhananya yang akan untung besar hanyalah sektor bisnis. Sementara para aktivis dakwah meradang menyaksikan kemaksiatan semakin merajalela.

Mungkin dari penguraian gue di atas, sudah bisa dibaca gue memihak siapa.
Tapi karena gue gak suka memihak suatu kelompok, gue lebih memilih menyebutnya sebagai memihak sebuah keputusan.

Gue mendukung pelarangan perayaan Valentine.

WAH INI PASTI AKTIVIS DAKWAH YANG MENYAMAR!
Whatever.

Gue akan menjelaskan opini gue dengan sangat sederhana dan dengan alasan paling rasional yang bisa seorang manusia pahami.

Gak.
Gue gak akan bawa dalil-dalil ke sini.
Gue juga gak akan membawa soal akidah karena itu bukan teritori gue untuk gue jadiin dasar argumen.
Gue gak akan bawa-bawa cerita tentang seseorang bernama St.Valentine yang dihukum mati gara-gara kepergok selingkuh.
Gue juga gak akan berbelit soal kebebasan individu yang endless buat dibahas.
Yang gue jadiin sebagai dasar keberpihakkan gue adalah; perayaan Valentine sangat merugikan.
Simple rite?

RUGI DI MANA KATANYA PENJUALAN INDUSTRI MERCHANDISE VALENTINE NAIK 400%.
Karena rugi bukan cuma soal kehilangan potensi penjualan.

Argumentasi gue adalah, akibat perayaan Valentine, meskipun industri bisnis untung sangat banyak, tapi masyarakatlah yang justru merugi. Kenapa?
Pertama kita harus sementara sependapat bahwa benefit bukan sekadar tentang materi; uang, tingkat penjualan, dan gengsi.
Benefit juga tentang ketertiban masyarakat, kebahagiaan, dan kesejahteraan.
Dan kita juga harus sementara sependapat bahwa; bisnis harus memerdulikan masyarakat, bukan semata demi bisnis itu sendiri. Keuntungan ekonomi bisnis harus diselaraskan dengan kesejahteraan masyarakat, idealnya. Tapi kenyataanya tidak semanis gue.

"Loh, bukannya semakin untung sektor bisnis semakin sejahtera masyarakat?"
Gue kasih tahu, bahwa logika ini salah besar. Sejahtera di mata bisnis hanyalah soal profit, arus kas, dan kepemilikkan aset. Ekonomis.

Sementara sejahtera bagi masyarakat itu punya tiga dimensi.
Sosial budaya, ekonomi, dan lingkungan.
Masyarakat boleh kaya, tapi kalau banyak yang mati gara-gara limbah, atau semakin meningkatnya populasi anak durhaka ya buat apa kaya? Misalkan ternyata sebuah production house sedang naik pamornya gegara bikin sinetron "Anak Jalanan season Durhaka" tapi justru membelokkan perilaku anak-anak yang nonton jadi beringas sama orang tua sendiri, apakah itu disebut keuntungan?

Gue sudah muak dengan segala argumentasi yang berupaya membenarkan bisnis-bisnis yang hanya dominan di segi ekonominya saja sementara abai terhadap dua sisi lainnya. Mereka bilang kalo sebuah bisnis ini dilarang, maka akan banyak pengangguran. Padahal yang dibela adalah bisnis prostitusi, yang sangat merugikan di segi sosial budayanya. Sekarang argumentasi soal perayaan Valentine, yang katanya kalo dilarang, para pelaku bisnis bakal kehilangan potensi profit. Padahal keuntungan bisnis dari pewajaran perayaan valentine tidak seberapa dengan kerugian yang harus ditanggung masyarakat.

Well, gue emang gak punya data yang bisa menjadi bukti bahwa masyarakat memang benar-benar merugi saat perayaan Valentine.
Tapi gue mau mengajak kalian melihat fakta yang ada dimasyarakat. Dan jangan menutup mata. Terserah mau dibilang apa, yang jelas gue sudah cukup jadi saksi betapa perayaan valentine telah membuat remaja-remaja kita terjerumus.
Dan gue gak cuma bilang terjerumus yang gue maksud sekadar soal seks bebas.
Tapi juga tentang perilaku 'menentang' dengan norma yang hidup di masyarakat kita.

Mungkin kalian yang dalam kepalanya sedang membentuk argumen-argumen kontra dengan opini gue di atas, punya alasan sendiri. Menganggap bahwa Valentine dan seks bebas gak ada hubungannya, karena di negara barat sendiri pun seks bebas tetap lancar di negara mereka, kapan pun itu. Dan mereka, sejahtera aja tuh. (Yakin?)
Itulah penyakit kita. Misreferensi. Emang gak bisa dimungkiri bahwa kita lebih sering mengambil media sebagai bahan observasi kita, namun jarang sekali berempati dengan lingkungan.
Gue bicara bukan cuma tentang orang dewasa atau remaja.
Tapi juga tentang anak-anak.
Adik-adik lelaki kita yang masih SD, atau SMP yang kemudian bertingkah layaknya pria dewasa, atau bahkan bermulut jorok.
Juga adik-adik perempuan kita yang masih lugu dan sangat-sangat-sangat rentan menjadi korban seks bebas.

"Bukankah itu dampak dari banyak faktor? Media misalnya? Orangtua yang abai dengan gadget anaknya, atau pergaulan yang tidak kondusif. Lalu apa peran Valentine hingga dilarang?"
Peran Valentine tidak lain dan tidak bukan adalah momentum untuk menyempurnakan segala pengaruh negatif tersebut. #catet

Gue gak lagi bicara data, gue bicara fakta.
Gue bicara tentang tetangga, teman, rekan, sahabat yang telah menjadi korban oleh dampak bisnis yang tidak henti-hentinya mempromosikan perayaan Valentine ini demi lakunya produk mereka.
Coklat, bunga, kondom, kamar hotel, dan perangkat Valentine lainnya.
Karena, bisnis hari ini gak cuma menawarkan produk, tapi juga menjual pengaruh. Lantas siapa yang harus menanggung kerugian terbesar dari pengaruh itu? Yap, adik-adik kita, yang kelak akan jadi partner ngurusin negara ini.

Namun meskipun Valentine bukan selalu soal seks bebas, ini juga soal kebiasaan untuk memaknai sesuatu. Tidak semua orang memaknai hari Valentine ini dengan bermaksiat ria, karena gue yakin memaknai adalah hak setiap orang. Tapi bagi gue, sudah cukup buat berhusnudzon terhadap hari Valentine ini, sementara di luar banyak adik-adik kita yang memilih untuk berlagak dewasa, seperti film-film yang mereka tonton, dan kakak-kakak yang mereka contoh. Padahal kakak-kakaknya sendiri hanya latah ikut-ikutan trend barat.

Dari kebobrokan lingkungan, mereka;
Belajar 'nembak.'
Belajar pacaran.
Kemudian khilaf.
Dan dari Valentine mereka belajar;
Merayakannya.

Namun apapun argumentasinya percayalah, bisnis tidak akan menyerah. Seolah berujar "you either stand with me, or against me."

Sekarang mari akhiri debat, dan tentukan sikap.

Sumber: http://korelasi.tumblr.com

AKHIRI PERDEBATAN VALENTINE !!

Jumat, 12 Februari 2016
0 Comments

PATOLOGI BIROKRASI KAMPUS
Oleh : Yuhana

Ah sang bermulut manis berdasi
Seakan terbuai di perjamuan dan sosialisasi
Berbagai kehormatan sang birokrat dapati
Dari satu instansi dan institusi lainnya

Sambil berpangku tangan dan bergoyang kaki
Layanan bak seorang raja silih berganti
Ah sang birokrat petinggi kampus ingatkah akan janji?
Ooo... Apakah nian berat memenuhi janji?

Tahukah kalian pelayanan kampus begitu bobrok?
Tahukah kalian administrasi kampus yang carut marut?
Tahukah kinerja jajaran kalian lambat laun?
Tahukah kalian patologi pendidikan dan akademik?

Begitu banyak beasiswa dan fasilitas umbarnya
Ah kalian mana tahu berapa banyak mahasiswa yang sudah berhenti?
Berbagai koordinasi dan kemajuan sedang dinanti ucapnya
Kalian mana tahu urusan buku yang tak relevansi?
Kalian juga mana tahu mahasiswa belajar berebut kursi?
Ah kalian! Pernahkah melihat mahasiswa belajar bermandikan keringat?

Sudahlah!!! Sang birokrat lupa janji !!!
Kelembagaan mahasiswa juga terlalu mengumbar janji
Tujuan berubah haluan kepentingan politik
Ooo... Sungguh ! Birokrasi kampus sedang sakit

Ribuan mahasiswa telah enggan mengkritisi
Sang birokrat sungguh lihai menutupi
Ini bukan interplasi, juga bukan lah Mosi !
Ini bukan demokrasi, namun hanyalah rentetan puisi !

Source :
TABLOID KINDAY EDISI XVIII ( Hal. 14 )

Puisi : PATOLOGI BIROKRASI KAMPUS

Sabtu, 16 Januari 2016
0 Comments
Untuk melihat cara membuat animasi menggunakan Geogebra, silakan KLIK DI SINI.

CARA MEMBUAT ANIMASI MENGGUNAKAN GEOGEBRA

Selasa, 05 Januari 2016
0 Comments

- Copyright © Citizen Journalist - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -