Selasa, 29 November 2016

Catatan kecil seorang mahasiswi semester 3....

Malam semakin larut, seperti biasa aku latihan basket. Namun kali ini ditempat yang berbeda, di lapangan basket yang berada di tengah kota tepatnya. Sekali-kali merasakan lapangan baru katanya.

Jam sudah hampir menunjukkan pukul 11 malam, aku membereskan barang-barangku dan bersiap untuk kembali ke kos. Kusandang tas dan kupegang bola basket ditangan kiriku. Aku melangkah ke tempat parkir yang berada tak jauh dari lapangan.

Karena jalan ini hanya boleh dilewati satu arah, terpaksa aku harus memutar melalu sebuah pasar yang cukup sepi. Sebenarnya aku takut, karena kata temanku itu tempat "ani-ani" (ini bahasa gaul😂) menjajakan diri.

Aku mulai melajukan kendaraanku, melewati tempat tersebut. Pandanganku tak fokus kedepan, aku juga penasaran apa benar yang mereka katakan. Tak disangka, saat melewati tikungan yang cukup tajam walau tak semenyakitkan hasil ditikung teman, dari jauh aku melihat ada petugas entah itu satpol pp atau polisi sedang melakukan razia.

Aku memperlambat laju kendaraanku, kuperhatikan ada satu perempuan yang duduk diam di mobil petugas. Dan ada satu perempuan yang berteriak histeris sambil ditarik petugas. Itu pertama kalinya aku melihat kejadian seperti itu.

Sejak kejadian itu aku jadi penasaran, beberapa kali aku sengaja lewat jalan itu tapi tak menemukan apa-apa. Hanya beberapa penjual jamu saja.

2 hari lalu, aku baru kembali ke kota ini setelah perjalanan jauh. Kebetulan jam baru menunjukkan pukul 8.30 malam, jadi aku putuskan untuk makan di sebuah rumah makan dengan harga khas mahasiswa. Jam 9 malam, ternyata dua temanku juga makan di tempat yang sama akhirnya kami berbincang sampai jam 10 lebih. Kami memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar, setelah hampir 1 jam tanpa arah dan tujuan kami berhenti di siring kota karena kebetulan ada acara.

Sayang sekali, saat kami datang ternyata sudah hampir selesai acaranya. Jadi kami berjalan-jalan lagi, dan aku terpikir mengajak mereka melewati tempat itu lagi karena kebetulan kami sedang ada proyek sosial. Jam menunjukkan hampir jam 12, motor kujalankan dengan perlahan. Kuperhatikan setiap inchi dan sudut tempat yang aku lalui, kali ini aku menemukan beberapa wanita yang mungkin bekerja "seperti itu". Yang pertama aku rasa umurnya sekitar 40-50an, dengan polesan make-up tebal khas ibu-ibu, berjalan dibawah remangnya lampu jalan dengan celana pendek 20cm di atas lutut membuat aku curiga.

Aku masih memperhatikan sekitar, di tempat kedua aku melihat seorang perempuan yang aku rasa masih sangat muda. Aku taksir umurnya baru 20-25 tahun atau bahkan 18 tahun. Ia tampil dengan lumayan alami, make up khas anak muda. Dengan balutan baju sexy dan senyum serta wajahnya yang lumayan cantik.

Aku heran, padahal tempat itu cukup terang. Ditambah lagi dengan adanya kantor pos jaga polisi yang berjarak tak jauh dari tempatnya berdiri. Bagaimana bisa dengan tenangnya ia menjajakan diri?

Yang terakhir, juga seperti wanita pertama kusebutkan tadi. Aku dan temanku memutuskan untuk masuk lebih dalam, kami melewati bagian dalam pasar. Tapi karena sebelumnya aku melihat ada beberapa laki-laki yang duduk di sana, aku langsung berbelok arah keluar dari sana. Yang namanya perempuan juga takut keles geng 😂

Nah itu dia pengalaman aku menjelajah salah satu tempat di kota ini. Pembahasan ringan saja, karena memang ini hanya sebatas catatan 😂

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Citizen Journalist - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -